فَلَوۡلَآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلۡحُلۡقُومَ
Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan,
وَأَنتُمۡ حِينَئِذٖ تَنظُرُونَ
dan kamu ketika itu melihat,
وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنكُمۡ وَلَٰكِن لَّا تُبۡصِرُونَ
dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat,
فَلَوۡلَآ إِن كُنتُمۡ غَيۡرَ مَدِينِينَ
maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah),
تَرۡجِعُونَهَآ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?
فَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ
Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah),
فَرَوۡحٞ وَرَيۡحَانٞ وَجَنَّتُ نَعِيمٖ
maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan.
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ
Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,
فَسَلَٰمٞ لَّكَ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ
maka, “Salam bagimu (wahai) dari golongan kanan!” (sambut malaikat).