27. Sungguh, Allah akan membuktikan kepada rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, jika Allah menghendaki, dalam keadaan aman, dengan menggunduli rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat.*(809)
____________________
*809). Beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah, Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki Kota Mekkah dan Masjidil Haram dalam keadaan sebagian mereka menggunduli rambut dan sebagian lagi memendekkannya. Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu nanti akan terjadi. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslimin, orang-orang munafik, serta orang-orang yang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi “Perdamaian Hudaibiyah” dan kaum muslimin pada waktu itu tidak sampai memasuki Mekkah, maka orang-orang munafik mengolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi yang beliau katakan pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan pada tahun yang akan datang. Sekiranya pada tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslimin memasuki kota Mekkah, maka keselamatan orang-orang yang menyembunyikan imannya yang berada di kota Mekkah pada waktu itu merasa terancam.