Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar 1032.
____________________
1032. Berita bohong ini mengenai istri Rasulullah Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam ‘Ᾱisyah Raḍiyallāhu ʻAnhā Ummul-Mu`minīn sehabis perang dengan Bani Muṣṭaliq bulan Syakban 5 H. Peperangan itu diikuti oleh kaum munafik dan turut pula ‘Ᾱisyah Raḍiyallāhu ʻAnhā dengan nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri beliau. Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. ‘Ᾱisyah Raḍiyallāhu ʻAnhā ke luar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba, dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa ‘Ᾱisyah Raḍiyallāhu ʻAnhā masih ada dalam sekedup. Setelah ‘Ᾱisyah Raḍiyallāhu ʻAnhā mengetahui sekedupnya sudah berangkat, dia duduk di tempatnya dan mengharapkan sekedup itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan lewat di tempat itu seorang sahabat nabi, Ṣafwān ibnu Muʻaṭṭal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan,"Innā lillāhi wa innā ilayhi rājiʻūn, istri Rasul!" ‘Ᾱisyah Raḍiyallāhu ʻAnhā terbangun. Lalu, dia dipersilakan oleh Ṣafwān mengendari untanya. Ṣafwān berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. Kemudian, kaum munafik membesar-besarkannya, maka fitnahan atas ‘Ᾱisyah Raḍiyallāhu ʻAnhā itu pun bertambah luas sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.