____________________
1. Berarti, saya memulai membaca Al-Fātihah ini dengan menyebut nama Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā. Setiap pekerjaan yang baik itu, hendaknya dimulai dengan menyebut nama Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā, seperti makan, minum, menyembelih binatang untuk dimakan, dan sebagainya. Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā ialah nama Zat yang Maha Suci; Zat yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya; Zat yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tetapi makhluk membutuhkan-Nya. Ar-Rahmān (Maha Pemurah), salah satu dari nama Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā, yang memberi pengertian bahwa Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya. Ar-Rahīm (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā senantiasa bersifat rahmat, selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
____________________
2. Alḥamdu (segala puji). Jika memuji orang karena perbuatannya yang baik; yang dikerjakan dengan kemauannya sendiri maka memuji Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā berarti menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikan-Nya. Kita menghadapkan segala puji kepada Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā karena Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā adalah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
3. Rabb (Tuhan) berarti Tuhan yang ditaati, yang memiliki, mendidik, dan memelihara. Lafaz "rabb" tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbulbayt (tuan rumah). ʻĀlamīn (semesta alam) adalah semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati, dan sebagainya. Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā pencipta semua alam-alam itu.
____________________
4. Mālik (Yang menguasai), dengan memanjangkan "mim" ia berarti pemilik (yang empunya). Dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan "mim"), yang berarti raja.
5. Yaumid dīn (hari pembalasan) adalah hari ketika setiap manusia menerima pembalasan amalannya, yang baik maupun yang buruk. Yaumid dīn disebut juga yaumul qiyāmah, yaum hisab, yaumul jazā`, dan sebagainya.
____________________
6. Na‘budu diambil dari kata ‘Ibādat (ibadah), yaitu kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan tentang kebesaran Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā, sebagai Tuhan yang disembah karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
7. Nasta‘īn (memohon pertolongan), diambil dari kata isti‘ānah, yaitu mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup diselesaikan dengan tenaga sendiri.
____________________
8. Ihdinā (tunjukilah kami), diambil dari kata hidāyat (hidayah), supaya memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekadar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
____________________
9. Yang dimaksud dengan "mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat" ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.