ﰡ
1. Allah bersumpah dengan para malaikat yang berbaris rapi dalam beribadah kepada-Nya.
2. Allah bersumpah dengan para malaikat yang menggiring awan dan membawanya ke arah yang Allah kehendaki untuk turun hujan di sana.
3. Allah bersumpah dengan para malaikat yang membaca firman-Nya.
4. Sesungguhnya sesembahan kalian -wahai manusia- yang sebenarnya adalah Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, yakni Allah.
5. Rabb langit, Rabb bumi, Rabb apa yang ada di antara langit dan bumi, Rabb matahari di tempat terbit dan terbenamnya sepanjang tahun.
6. Sesungguhnya Kami menghiasi langit terdekat ke bumi dengan suatu perhiasan yang indah, yaitu bintang-bintang yang tampak di penglihatan seperti mutiara yang berkilau.
7. Dan Kami menjaga langit terdekat dengan bintang-bintang dari setiap setan pembangkang yang menyimpang dari ketaatan, setan-setan itu dilempar dengannya.
8. Para setan itu tidak sanggup mendengar perbincangan para malaikat di langit manakala mereka membicarakan wahyu Rabb mereka di antara mereka, baik wahyu syariat mapun wahyu takdir. Para setan itu dilempari dengan bola-bola api dari segala penjuru.
9. Mereka diusir dan dihalau agar tidak mendengar pembicaraan para malaikat, dan bagi mereka di Akhirat azab yang menyakitkan serta abadi tidak terputus.
10. Kecuali sebagian dari setan yang mendengar selentingan, yaitu kalimat yang beredar di antara para malaikat dan menjadi perbincangan mereka, yang ilmu tentangnya belum sampai ke penduduk bumi. Lalu satu bola api akan memburunya hingga kemudian membakarnya. Dan mungkin saja dia telah menyampaikan kalimat tersebut kepada saudara-saudaranya sebelum bola api mengenainya lalu mereka menyampaikannya kepada dukun-dukun, kemudian para dukun itu membumbuinya dengan seratus kebohongan tambahan.
11. Tanyakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang kafir yang mengingkari kebangkitan, apakah mereka itu lebih kuat penciptaan, lebih kuat jasad dan lebih kokoh anggota tubuhnya dibandingkan orang-orang yang Kami ciptakan di langit dan di bumi dan Malaikat-Malaikat? Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari lumpur kental, bagaimana mereka bisa mengingkari kebangkitan, sementara mereka diciptakan dari makhluk yang lemah, yaitu lumpur kental?
12. Sungguh kamu -wahai Rasul- kagum kepada kodrat Allah dan pengaturan-Nya terhadap urusan-urusan makhluk-Nya. Kamu juga heran dengan pendustaan kaum musyrikin terhadap Kebangkitan. Begitu kuatnya pendustaan kaum musyrikin tentang Kebangkitan, maka mereka selalu melecehkan apa yang kamu katakan tentangnya.
13. Jika orang-orang musyrikin itu dinasihati dengan suatu nasihat, mereka tidak mengambil manfaat darinya, karena hati mereka sudah menjadi keras.
14. Jika mereka menyaksikan satu mukjizat dari mukjizat-mukjizat Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang menunjukkan kebenaran beliau, mereka sangat merendahkan dan memperolok-oloknya.
15. Mereka berkata, “Apa yang dibawa oleh Muhammad ini hanyalah sihir yang nyata.
16. Apakah bila kami sudah mati dan menjadi tanah dan tinggal tulang belulang yang hancur luluh, apakah kita akan dibangkitkan sesudahnya dalam keadaan hidup? Ini benar-benar tidak mungkin.
17. Apakah nenek moyang kami yang telah mati sebelum kami juga dibangkitkan?”
18. Katakanlah -wahai Rasul- untuk menjawab mereka, “Benar, kalian dibangkitkan sesudah jasad kalian menjadi tanah dan tinggal tulang-tulang yang lapuk, demikian juga nenek moyang kalian terdahulu, kalian semuanya akan dibangkitkan dalam keadaan hina dina.”
19. Hanya dengan sekali tiupan sangkakala (tiupan kedua), mereka semuanya melihat kengerian hari Kiamat, menantikan apa yang akan Allah lakukan terhadap mereka.
20. Orang-orang musyrikin yang mendustakan kebangkitan berkata, “Betapa celaka kita! Ini adalah hari pembalasan saat Allah membalas hamba-hamba-Nya atas amal perbuatan yang mereka lakukan di dunia.”
21. Maka dikatakan kepada mereka, “Ini adalah hari keputusan di antara hamba-hamba yang dulu kalian ingkari dan dustakan di dunia.”
22. dan 23. Kepada para Malaikat dikatakan pada hari itu, “Kumpulkanlah orang-orang musyrikin dengan kesyirikan mereka dan orang-orang yang semisal dengan mereka, yang mendukung mereka dalam mendustakan Kebangkitan, termasuk apa yang mereka sembah selain Allah berupa berhala-berhala. Tunjukkanlah kepada mereka jalan menuju Neraka dan giringlah mereka ke sana, karena Neraka adalah tempat kembali mereka.
22. dan 23. Kepada para Malaikat dikatakan pada hari itu, “Kumpulkanlah orang-orang musyrikin dengan kesyirikan mereka dan orang-orang yang semisal dengan mereka, yang mendukung mereka dalam mendustakan Kebangkitan, termasuk apa yang mereka sembah selain Allah berupa berhala-berhala. Tunjukkanlah kepada mereka jalan menuju Neraka dan giringlah mereka ke sana, karena Neraka adalah tempat kembali mereka.
24. Tahanlah mereka untuk menghadapi hisab sebelum masuk Neraka, karena mereka akan ditanya, kemudian giringlah mereka ke Neraka.”
25. Dikatakan kepada mereka sebagai celaan terhadap mereka, “Mengapa sebagian dari kalian tidak menolong sebagian yang lain sebagaimana di dunia kalian saling menolong ,dan kalian juga menyatakan bahwa berhala-berhala kalian akan menolong kalian?”
26. Sebaliknya pada hari itu mereka tunduk kepada perintah Allah dalam kehinaan. Sebagian mereka tidak menolong sebagian yang lain karena mereka memang tidak mampu dan tidak punya jalan untuk itu.
27. Sebagian dari mereka menghadap sebagian lainnya untuk saling menyalahkan dan melempar tanggung jawab pada saat semua itu tidak lagi berguna sama sekali bagi mereka.
28. Para pengikut berkata kepada panutan mereka, “Sesungguhnya kalian -wahai para tokoh kami- mendekati kami melalui agama dan kebenaran, lalu kalian menghiasi kekufuran, perbuatan syirik kepada Allah dan perbuatan maksiat. Kalian membuat kami menjauh dari kebenaran yang dibawa oleh para rasul dari sisi Allah.”
29. Para panutan berkata kepada pengikutnya, “Perkaranya tidak sebagaimana yang kalian tuduhkan, tetapi kalian berada di atas kekufuran, kalian tidak beriman, bahkan kalian adalah orang-orang yang mengingkari.
30. Kami (para panutan) tidak memiliki kekuasaan dan wewenang atas kalian sehingga kami bisa menjerumuskan kalian ke dalam kekufuran, kesyirikan dan kemaksiatan, sebaliknya kalian sendiri adalah orang-orang yang melampaui batas dalam urusan kekufuran dan kesesatan.”
31. Maka ancaman Allah berlaku untuk kami dan untuk kalian dalam firman-Nya, “Aku pasti akan memenuhi Jahanam denganmu dan orang-orang yang mengikutimu seluruhnya.” (Ṣād: 85). Kemudian kami pasti merasakan -tanpa diragukan lagi- apa yang telah Rabb kami ancamkan.
32. Kami mengajak kalian kepada kekufuruan dan kesesatan, dan kami sendiri adalah orang-orang yang tersesat dari jalan kebenaran.
33. Sesungguhnya orang-orang yang mengikuti dan orang-orang yang diikuti sama-sama berserikat dalam azab pada hari Kiamat.
34. Sebagaimana Kami menimpakan azab kepada mereka, Kami juga menimpakannya kepada para penjahat selain mereka.
35. Orang-orang musyrikin itu, manakala dikatakan kepada mereka, "Lā ilāha illallāh", diajak untuk mengamalkan konsekuensinya dan meninggalkan apa yang menyelisihinya, mereka menolak untuk menjawab ajakan tersebut dan menolak tunduk kepadanya karena menyombongkan diri dari kebenaran dan merasa tinggi hati.
36. Mereka berkata menyodorkan hujah kekufuran mereka, “Apakah kami harus meninggalkan tuhan-tuhan yang kami sembah karena ucapan seorang penyair gila?” Maksud mereka adalah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
37. Sungguh mereka telah melakukan kebohongan besar. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bukan orang gila dan bukan seorang penyair, akan tetapi beliau datang membawa Al-Qur`ān yang mengajak kepada pengesaan Allah dan mengikuti Rasul-Nya. Beliau membenarkan para rasul terlaot apa yang mereka bawa dari sisi Allah yaitu Tauhid dan penetapan kebangkitan, beliau tidak menyelisihi mereka sedikit pun.
38. Sesungguhnya kalian -wahai orang-orang musyrikin- pasti akan merasakan azab yang pedih pada hari Kiamat karena kekufuran kalian dan pendustaan kalian terhadap para rasul.
39. Kalian wahai -orang-orang musyrikin- tidak dibalas kecuali atas apa yang kalian perbuat di dunia berupa kekufuran kepada dan berbagai kelakuan maksiat.
40. Akan tetapi hamba-hamba Allah yang beriman yang Allah pilih untuk beribadah kepada-Nya dan mereka mengikhlaskan ibadah kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang selamat dari azab.
41. Hamba-hamba Allah yang ikhlas itu, bagi mereka rezeki dari Allah untuk mereka, rezeki yang diketahui baik, nikmat dan langgeng.
42. Di antara rezeki tersebut adalah buah-buahan terlezat yang mereka makan dan inginkan, lebih dari itu mereka dimuliakan dengan derajat-derajat yang tinggi dan dengan melihat ke wajah Allah yang mulia.
43. Mereka mendapatkan semua itu di surga-surga kenikmatan yang kekal abadi tidak pernah terhenti dan terputus.
44. Mereka duduk nyaman di atas ranjang-ranjang yang saling hadapan, sebagian melihat sebagian lainnya, mereka berbahagia karena berjumpa dengan saudaranya.
45. Gelas-gelas khamar diedarkan di antara mereka, khamar yang bening seperti air yang mengalir.
46. Berwarna putih, siapa yang meminumnya merasakan kenikmatan yang sempurna.
47. Tidak seperti khamar dunia, ia tidak melenyapkan akal karena mabuk, tidak membuat peminumnya pusing, peminumnya selamat jasad dan akalnya.
48. Di Surga mereka mendapatkan istri-istri yang suci, pandangan mata mereka tidak menoleh kecuali kepada suami-suami mereka, mata mereka bening indah.
49. Kulit mereka putih kekuning-kuningan seperti telur burung, terjaga tidak terjamah oleh tangan siapapun.
50. Sebagian penghuni Surga menghadap kepada sebagian lainnya, mereka saling bertanya tentang masa lalu mereka di dunia.
51. Seseorang dari orang-orang Mukmin berkata, "Dulu aku punya seorang teman yang mengingkari kebangkitan."
52. Temanku itu berkata kepadaku dengan penuh pengingkaran dan penghinaan, “Apakah kamu -wahai temanku- termasuk orang-orang yang membenarkan kebangkitan sesudah kematian?
53. Apakah kalau kita sudah mati dan menjadi tanah dan tinggal tulang belulang yang lapuk, apakah kita akan dibangkitkan dan dibalas atas amal-amal kita di dunia?”
54. Temannya yang beriman itu berkata kepada rekan-rekannya di Surga, “Mari kita lihat nasib temanku itu yang dulu mengingkari kebangkitan.”
55. Maka dia melongok, dia melihatnya berada di tengah api neraka Jahanam.
56. Dia berkata, “Demi Allah, kamu wahai rekanku, kamu hampir mencelakakanku dengan masuk Neraka gara-gara kamu mengajakku kepada kekufuran dan pengingkaran terhadap Kebangkitan.
57. Seandainya Allah tidak memberiku nikmat berupa hidayah, iman dan taufik, niscaya aku termasuk orang-orang yang digiring menuju azab sepertimu.”
58. “Kita para penghuni Surga tidak akan mati.
59. Selain kematian pertama di dunia, karena kita akan kekal selamanya di surga, kita tidak diazab sebagaimana orang-orang kafir.
60. Sesungguhnya balasan yang diberikan oleh Rabb kita, yaitu masuk Surga, kekal di dalamnya dan keselamatan dari api neraka, ini benar-benar kemenangan yang besar yang tidak ada tandingannya.”
61. Untuk mendapatkan balasan yang agung inilah hendaknya orang-orang yang beramal melakukan amalannya. Sungguh ini adalah bisnis yang menguntungkan.
62. Apakah nikmat tersebut, yang Allah siapkan bagi para hamba yang dipilih Allah untuk menaati-Nya, lebih baik dan lebih utama kedudukan dan kemuliaannya ataukah pohon zaqqūm yang terkutuk di dalam Al-Qur`ān yang merupakan makanan orang-orang kafir yang tidak menggemukkan ataupun mengenyangkan dari lapar?
63. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon ini sebagai fitnah untuk menguji orang-orang yang zalim dengan kekufuran dan kemaksiatan, di mana mereka berkata, "Api memakan pohon, mana ada pohon hidup di dalam api."
64. Sesungguhnya pohon zaqqūm adalah pohon yang akarnya busuk, ia adalah pohon yang tumbuh di dasar api neraka Jahim.
65. Buah yang dihasilkannya sangat memuakkan pemandangan, ia seperti kepala setan. Buruknya pemandangan menunjukkan buruknya kandungan di dalamnya. Ini artinya bahwa buahnya terasa sangat busuk.
66. Sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan memakan buahnya yang pahit dan getir, mereka akan memenuhi perut mereka yang kosong dengannya.
67. Sesudah mereka memakanya, mereka minum minuman yang sangat busuk dan mendidih.
68. Kemudian sesudah itu tempat kembali mereka adalah azab Jahim, mereka berpindah dari satu azab ke azab lainnya.
69. Sesungguhnya orang-orang kafir itu mendapati nenek moyang mereka orang-orang yang tersesat dari jalan petunjuk, maka mereka mengikuti nenek moyang mereka karena taklid tanpa hujah.
70. Mereka menelusuri jejak nenek moyang mereka dalam kesesatan dengan semangat.
71. Sungguh telah tersesat sebelum mereka kebanyakan dari orang-orang terdahulu. Kaummu -wahai Rasul- bukan orang pertama yang tersesat dari umat manusia.
72. Sungguh Kami telah mengutus kepada umat-umat terdahulu para rasul yang memperingatkan mereka dari azab Allah, tetapi mereka kafir.
73. Lihatlah -wahai Rasul- bagaimana akhir dari kaum yang telah diperingatkan oleh rasul-rasul mereka namun mereka tetap tidak merespon peringatan tersebut, sesungguhnya akhir hidup mereka adalah api Neraka yang mereka kekal di dalamnya karena kekufuran dan pendustaan mereka kepada para rasul.
74. Kecuali orang-orang yang Allah pilih untuk beriman kepada-Nya, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selamat dari azab yang merupakan akhir dari hidup orang-orang kafir yang mendustakan.
75. Nabi Kami Nuh -'alaihissalām- berdoa kepada Kami manakala dia berdoa atas kaumnya yang mendustakannya, maka sebaik-baik yang menjawab doanya adalah Kami, Kami bergegas menjawab doanya atas mereka.
76. Sungguh Kami telah menyelamatkannya, menyelamatkan keluarganya dan orang-orang yang beriman bersamanya dari gangguan kaumnya dan dari banjir serta badai besar yang dikirim kepada orang-orang kafir dari kaumnya.
77. Kami menyelamatkan keluarganya dan para pengikutnya yang beriman saja. Selain mereka dari kaumnya yang kafir, Kami tenggelamkan.
78. Dan Kami meninggalkan baginya satu sanjungan yang baik pada umat-umat berikutnya, mereka menyanjungnya dengan itu.
79. Keamanan dan keselamatan untuk Nuh -'alaihissalām- sehingga tidak ada kata-kata buruk yang ditujukan pada beliau dari umat-umat setelahnya, sebaliknya sanjungan dan nama yang baik akan terus mengalir untuk beliau.
80. Kami memberi balasan bagi orang-orang yang berbuat baik dalam beribadah dan menaati Allah semata dengan balasan yang sama dengan yang Kami berikan kepada Nuh -'alaihissalām-.
81. Sesungguhnya Nuh termasuk hamba-hamba Kami yang beriman lagi mengamalkan ketaatan kepada Allah.
82. Kemudian Kami menenggelamkan sisanya dengan badai topan yang Kami kirimkan kepada mereka, sehingga tidak tersisa seorang pun.
83. Sesungguhnya Ibrahim termasuk seagama dengan Nuh yang sejalan dengannya dalam menyerukan pengesaan Allah.
84. Ingatlah ketika dia datang kepada Rabbnya dengan membawa hati yang bersih dari syirik, tulus kepada Allah dalam menasihati makhluk-Nya.
85. Ketika dia berkata kepada bapaknya dan kaumnya yang musyrikin menyalahkan perbuatan mereka, “Apa yang kalian sembah selain Allah ini?
86. Apakah tuhan-tuhan bohong itu yang kalian sembah selain Allah?
87. Wahai kaumku! Apa anggapan kalian terhadap Allah Rabb alam semesta jika kalian menghadap kepada-Nya sementara kalian menyembah selain-Nya? Menurut kalian, apa yang akan Dia lakukan terhadap kalian?”
88. Ibrahim memandang ke bintang sejenak untuk memikirkan taktik melepaskan diri agar tidak berangkat bersama kaumnya.
89. Ia menyebutkan alasan ketidakkepergiannya ke hari raya kaumnya, “Sesungguhnya aku sakit.”
90. Mereka meninggalkannya di belakang mereka dan mereka pun berangkat.
91. Maka Ibrahim mendatangi berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah. Dia mencibir berhala-berhala tersebut, “Mengapa kalian tidak menyantap makanan yang dibuat oleh para pemuja kalian?
92. Mengapa kalian tidak berkata-kata, tidak menjawab siapa yang bertanya kepada kalian? Apakah (benda) seperti ini disembah selain Allah?”
93. Maka Ibrahim maju menghantam berhala-berhala tersebut dengan tangan kanannya untuk menghancurkannya.
94. Maka para penyembahnya datang bergegas kepadanya.
95. Ibrahim menghadapi mereka dengan keberanian, dia berkata kepada mereka mencela perbuatan mereka, “Apakah kalian menyembah selain Allah tuhan-tuhan yang kalian pahat sendiri dengan tangan kalian?
96. Padahal Allah -Subḥānahu- yang menciptakan kalian dan menciptakan perbuatan kalian, di antaranya adalah perbuatan kalian membuat berhala-berhala ini. Dia lah yang berhak untuk disembah semata dan tidak disekutukan dengan selain-Nya.”
97. Ketika mereka kalah dalam menghadapi hujah Ibrahim, maka mereka pun menggunakan kekerasan. Mereka bermusyawarah di antara mereka tentang apa yang hendak mereka perbuat terhadap Ibrahim. Mereka berkata, “Dirikanlah suatu bangunan, isilah dengan kayu bakar, kemudian bakarlah, lalu campakkanlah dia ke dalamnya. “
98. Kaum Ibrahim bermaksud berbuat jahat terhadapnya dengan membakarnya agar mereka bisa berlepas darinya, maka Kami menggagalkan kejahatan mereka manakala Kami menjadikan api dingin dan selamat bagi Ibrahim.
99. Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku berhijrah kepada Rabbku meninggalkan negeri kaumku agar aku bisa beribadah kepada-Nya, Rabbku akan menunjukkanku kepada jalan kebaikan di dunia dan di Akhirat.
100. Ya Rabbi! Berilah aku anak yang saleh sebagai pendukungku dan pengganti dari kaumku di negeri asing.”
101. Maka Kami menjawab doanya, Kami memberinya kabar gembira yang membahagiakannya, Kami memberinya kabar gembira dengan kelahiran seorang anak yang bakal menjadi dewasa dan menjadi penyantun. Anak itu adalah Ismail -'alaihissalām-.
102. Tatkala Ismail menjadi pemuda, usahanya mencapai usaha bapaknya, bapaknya Ibrahim bermimpi, dan mimpi para Nabi adalah wahyu. Ibrahim menyampaikan kandungan mimpinya kepada anaknya, “Anakku! Sesungguhnya aku bermimpi menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu tentangnya.” Ismail menjawab kata-kata bapaknya, “Bapakku! Lakukanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu, yaitu menyembelihku, engkau akan mendapati diriku termasuk orang-orang yang sabar, yang rela menerima hukum Allah.”
103. Manakala keduanya patuh dan tunduk kepada Allah, Ibrahim membaringkan putranya di atas sisi keningnya untuk melaksanakan perintah Allah.
104. Kami memanggil Ibrahim yang hendak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya, “Wahai Ibrahim!
105. Kamu telah merealisasikan mimpimu dengan tekad kuatmu untuk menyembelih anakmu. Sebagaimana Kami membalasmu dengan membebaskanmu dari ujian yang berat ini, Kami juga membalas orang-orang yang berbuat baik dengan menyelamatkan mereka dari ujian dan cobaan.”
106. Sesungguhnya ini adalah ujian yang benar-benar nyata, Ibrahim lulus di dalamnya.
107. Kami mengganti Ismail dengan domba besar yang disembelih sebagai gantinya.
108. Kami mencatatkan bagi Ibrahim sanjungan yang baik pada umat-umat yang datang kemudian.
109. Sebagai penghormatan dari Allah baginya, doa keselamatan dari segala musibah dan penyakit.
110. Sebagaimana Kami membalas Ibrahim dengan balasan ini, Kami membalas orang-orang yang berbuat baik.
111. Sesungguhnya Ibrahim termasuk hamba-hamba Kami yang beriman yang memenuhi konsekuensi ibadah kepada Allah.
112. Kami memberinya kabar gembira berupa anak kedua yang menjadi seorang nabi dan hamba yang saleh, dia adalah Isḥāq, sebagai balasan atas ketaatannya kepada Allah dalam menyembelih putra semata wayangnya Ismail.
113. Kami menurunkan keberkahan dari Kami kepadanya dan kepada anaknya Isḥāq. Kami melimpahkan kenikmatan kepada mereka, di antaranya memperbanyak anak turunan keduanya, dan dari anak turunan keduanya ada orang yang berbuat baik dengan menaati Rabbnya, ada juga yang menzalimi dirinya dengan kekufuran dan berbuat kemaksiatan, kezaliman yang nyata.
114. Sungguh Kami telah memberi Musa dan saudaranya Harun kenabian.
115. Kami menyelamatkan keduanya dan kaum keduanya, Bani Israil, dari perbudakan Fir'aun dan dari penenggelaman.
116. Kami memenangkan mereka atas Fir'aun dan bala tentaranya, maka kemenangan berada di pihak mereka atas musuh mereka.
117. Dan Kami memberi Musa dan saudaranya Harun Taurat sebuah kitab dari sisi Allah, yang jelas tidak ada kesamaran padanya.
118. Kami membimbing keduanya ke jalan lurus yang tidak bengkok, yaitu jalan Islam yang menyampaikan kepada rida Al-Khāliq -Subḥānahu-
119. Kami menetapkan bagi keduanya pujian yang baik dan nama yang bagus pada umat-umat yang datang kemudian.
120. Sebagai penghormatan yang baik dari Allah kepada keduanya, sanjungan bagi keduanya dan doa keselamatan bagi keduanya dari segala hal yang tidak diharapkan.
121. Sebagaimana Kami membalas Musa dan Harun dengan balasan yang baik ini, Kami juga membalas orang-orang yang berbuat baik.
122. Sesungguhnya Musa dan Harun termasuk hamba-hamba Kami yang beriman kepada Allah, yang mengamalkan apa yang disyariatkan Allah bagi mereka.
123. Sesungguhnya Ilyas termasuk rasul dari Rabbnya, Allah memberinya nikmat kenabian dan kerasulan.
124. Ketika dia berkata kepada kaumnya yang dia diutus kepada mereka, Bani Israil, “Wahai kaumku! Mengapa kalian tidak bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya yang di antaranya adalah Tauhid dan meninggalkan larangan-larangan-Nya yang salah satunya adalah syirik?
125. Apakah kalian menyembah berhala kalian Ba'l dan meninggalkan Allah Pencipta terbaik?
126. Allah adalah Rabb kalian yang menciptakan kalian dan nenek moyang kalian sebelum kalian. Dia lah yang berhak untuk disembah, bukan selain Allah dari berhala-berhala yang tidak mendatangkan manfaat dan mudarat.
127. Sikap kaumnya tidak lain kecuali mendustakannya, karena itu mereka diseret ke azab.
128. Kecuali siapa saja dari kaumnya yang beriman dan ikhlas kepada Allah dalam beribadah kepada-Nya, dia selamat dari azab.
129. Dan Kami menetapkan pujian yang baik dan nama yang bagus baginya pada umat-umat yang datang kemudian.
130. Sebagai penghormatan dari Allah dan sanjungan kepada Ilyas.
131. Sebagaimana Kami membalas Ilyas dengan balasan yang baik ini, Kami juga membalas orang-orang yang berbuat baik dari orang-orang yang beriman.
132. Sesungguhnya Ilyas termasuk hamba-hamba Kami yang beriman dengan baik, yang jujur dalam keimanan mereka kepada Rabb mereka.
133. Sesungguhnya Lūṭ termasuk rasul-rasul yang Allah utus kepada kaum mereka untuk menyampaikan kabar gembira dan memberikan peringatan.
134. Ingatlah ketika Kami menyelamatkannya dan semua keluarganya dari azab yang diturunkan atas kaumnya.
135. Kecuali istrinya, dia terkena azab bersama kaumnya, karena dia kafir seperti kaumnya.
136. Kemudian Kami membinasakan yang tersisa dari kaumnya yang mendustakannya dan tidak membenarkan apa yang dia bawa.
137. Kalian -wahai penduduk Makkah- pasti akan melewati negeri mereka dalam perjalanan kalian ke Syam di waktu pagi.
138. Dan di waktu malam juga. Apakah kalian tidak memikirkan dan mengambil pelajaran terhadap akhir hidup mereka akibat dari pendustaan dan kekufuran mereka serta praktik perbuatan keji yang lakukan, dimana tidak ada orang sebelum mereka yang melakukannya?
139. Sesungguhnya hamba Kami Yunus termasuk rasul Allah yang diutus kepada kaum mereka untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan.
140. Ketika dia marah terhadap kaumnya dan meninggalkan mereka tanpa izin Rabbnya, dia menaiki bahtera yang sarat muatan manusia dan barang-barang.
141. Bahtera hampir tenggelam karena kepenuhan, maka para penumpang mengadakan undian untuk membuang sebagian penumpangnya, karena dikhawatirkan bahtera akan karam disebabkan penumpangnya yang melebihi kapasitas, ternyata Yunus termasuk orang-orang yang keluar namanya dalam undian, sehingga merekapun membuangnya ke laut.
142. Ketika mereka telah melemparkannya ke laut, ikan besar menyambutnya lalu menelannya. Dia (Yunus) melakukan sesuatu yang salah, dia pergi meninggalkan kaumnya tanpa restu Rabbnya.
143. Seandainya Yunus bukan termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah sebelum apa yang terjadi padanya, dan seandainya bukan karena tasbihnya di perut ikan.
144. Niscaya dia akan tinggal di perut ikan hingga hari Kiamat, perut ikan menjadi kuburnya.
145. Kami melemparkan Yunus dari perut ikan ke daratan yang kosong, tidak ada pepohonan dan tidak ada bangunan, Yunus dalam keadaan lemah karena tingga beberapa waktu di dalam perut ikan.
146. Kami menumbuhkan di tanah yang kosong tersebut sebuah pohon labu yang memayunginya dan dia memakan dari buahnya.
147. Dan Kami mengutusnya kepada kaumnya yang jumlah mereka adalah seratus ribu bahkan lebih.
148. Mereka beriman dan membenarkannya, maka Allah memberi mereka kesempatan hidup di dunia sampai masa ajal mereka yang telah ditentukan.
149. Tanyakanlah -wahai Muhammad- kepada orang-orang musyrikin dengan nada pengingkaran, “Apakah kalian menjadikan anak-anak perempuan bagi Allah padahal kalian sendiri membenci mereka dan kalian menjadikan anak-anak lelaki yang kalian sukai bagi kalian? Pembagian macam apa ini?”
150. Bagaimana mereka berani berkata bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah sementara mereka tidak menyaksikan penciptaan mereka dan tidak menghadirinya?
151. Ingatlah! Sesungguhnya kedustaan dan kebohongan kaum musyrikin atas nama Allah
152. pasti berani menisbahkan anak kepada Allah. Dan sesungguhnya mereka benar-benar dusta terkait apa yang mereka katakan.
153. Apakah Allah memilih untuk diri-Nya anak perempuan yang kalian benci daripada anak laki-laki yang kalian sukai? Mana mungkin!
154. Mengapa kalian -wahai kaum musyrikin- menetapkan keputusan yang zalim ini? Kalian memberikan anak-anak perempuan kepada Allah dan mengambil anak-anak lelaki untuk diri kalian?
155. Mengapa kalian tidak mengingat batilnya keyakinan rusak yang kalian pegang ini? Seandainya kalian mengingatnya, niscaya kalian tidak mengatakan hal yang demikian.
156. Apakah kalian mempunyai hujah yang nyata atau bukti yang jelas berupa kitab atau rasul?
157. Hadirkanlah kitab kalian yang memberikan kalian hujah atas ketetapan kalian bila kalian adalah orang-orang yang benar tentang apa yang kalian klaimkan.
158. Orang-orang musyrikin menetapkan nasab antara Allah dengan malaikat ketika mereka menyatakan bahwa para malaikat adalah anak perempuan Allah. Dan para malaikat sudah mengetahui bahwa Allah akan menghadirkan orang-orang musyrik untuk dihisab.
159. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang disifatkan oleh kaum musyrikin kepada-Nya, yang tidak layak dengan keagungan-Nya, berupa anak, sekutu dan lainnya.
160. Kecuali hamba-hamba Allah yang terpilih, sesungguhnya mereka tidak menyebut Allah kecuali dengan apa yang layak bagi-Nya, yaitu sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan.
161. Sesungguhnya kalian -wahai kaum musyrikin- dan apa yang kalian sembah selain Allah
162. tidak bisa menyesatkan siapa pun dari agama yang benar.
163. Kecuali siapa yang telah Allah tetapkan bahwa dia termasuk penduduk Neraka. Allah pasti melaksanakan ketetapannya, sehingga orang itu pun akan menjadi kafir dan masuk Neraka. Adapun kalian dan sesembahan kalian, maka semuanya tidak memiliki kekuasaan untuk itu.
164. Para malaikat menjelaskan ubudiyah mereka kepada Allah dan kebebasan mereka dari klaim kaum musyrikin dengan mengatakan,"Ttidak satu pun dari kami kecuali mempunyai kedudukan yang jelas dalam urusan ibadah dan ketaatan kepada Allah.
165 - 166. Sesungguhnya kami -para malaikat- berdiri berbaris dengan rapi dalam beribadah dan menaati Allah. Sesungguhnya kami menyucikan Allah dari apa yang tidak layak bagi-Nya dalam sifat-sifat dan atribut-Nya.
165 - 166. Sesungguhnya kami -para malaikat- berdiri berbaris dengan rapi dalam beribadah dan menaati Allah. Sesungguhnya kami menyucikan Allah dari apa yang tidak layak bagi-Nya dalam sifat-sifat dan atribut-Nya.
167 - 170. Sesungguhnya orang-orang musyrikin dari penduduk Makkah berkata sebelum Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- diutus, “Seandainya kami memiliki kitab dari kitab-kitab terdahulu seperti Taurat, tentunya kami sudah mengikhlaskan ibadah kepada Allah.” Mereka berdusta terkait hal ini. Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah datang kepada mereka, namun mereka malah kafir kepadanya. Mereka akan mengetahui apa yang mereka tunggu-tunggu, yaitu azab yang keras pada hari Kiamat.
167 - 170. Sesungguhnya orang-orang musyrikin dari penduduk Makkah berkata sebelum Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- diutus, “Seandainya kami memiliki kitab dari kitab-kitab terdahulu seperti Taurat, tentunya kami sudah mengikhlaskan ibadah kepada Allah.” Mereka berdusta terkait hal ini. Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah datang kepada mereka, namun mereka malah kafir kepadanya. Mereka akan mengetahui apa yang mereka tunggu-tunggu, yaitu azab yang keras pada hari Kiamat.
167 - 170. Sesungguhnya orang-orang musyrikin dari penduduk Makkah berkata sebelum Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- diutus, “Seandainya kami memiliki kitab dari kitab-kitab terdahulu seperti Taurat, tentunya kami sudah mengikhlaskan ibadah kepada Allah.” Mereka berdusta terkait hal ini. Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah datang kepada mereka, namun mereka malah kafir kepadanya. Mereka akan mengetahui apa yang mereka tunggu-tunggu, yaitu azab yang keras pada hari Kiamat.
167 - 170. Sesungguhnya orang-orang musyrikin dari penduduk Makkah berkata sebelum Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- diutus, “Seandainya kami memiliki kitab dari kitab-kitab terdahulu seperti Taurat, tentunya kami sudah mengikhlaskan ibadah kepada Allah.” Mereka berdusta terkait hal ini. Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah datang kepada mereka, namun mereka malah kafir kepadanya. Mereka akan mengetahui apa yang mereka tunggu-tunggu, yaitu azab yang keras pada hari Kiamat.
171 - 173. Sungguh, ketetapan Kami untuk rasul-rasul Kami telah diputuskan sebelumnya bahwa mereka pasti akan ditolong menghadapi musuh-musuh mereka dengan hujah dan kekuatan yang Allah berikan kepada mereka. Dan bahwa sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada tentara kami yang berjuang di jalan Allah agar kalimat Allah adalah yang tertinggi.
171 - 173. Sungguh, ketetapan Kami untuk rasul-rasul Kami telah diputuskan sebelumnya bahwa mereka pasti akan ditolong menghadapi musuh-musuh mereka dengan hujah dan kekuatan yang Allah berikan kepada mereka. Dan bahwa sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada tentara kami yang berjuang di jalan Allah agar kalimat Allah adalah yang tertinggi.
171 - 173. Sungguh, ketetapan Kami untuk rasul-rasul Kami telah diputuskan sebelumnya bahwa mereka pasti akan ditolong menghadapi musuh-musuh mereka dengan hujah dan kekuatan yang Allah berikan kepada mereka. Dan bahwa sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada tentara kami yang berjuang di jalan Allah agar kalimat Allah adalah yang tertinggi.
174. Berpalinglah -wahai Rasul- dari orang-orang musyrikin yang menentang hingga masa yang Allah ketahui yaitu sampai datang saat azab menimpa mereka.
175. Lihatlah kepada mereka manakala azab turun menimpa mereka, maka mereka akan membuka mata mereka pada saat hal itu tidak lagi berguna.
176. Apakah orang-orang musyrikin itu meminta disegerakannya azab Allah?!
177. Bila azab Allah turun menimpa mereka, maka pagi itu adalah pagi hari yang paling buruk bagi mereka.
178. Berpalinglah kamu -wahai Rasul- dari mereka sehingga Allah memutuskan untuk mengazab mereka.
179. Lihatlah! Dan mereka juga akan melihat azab dan hukuman Allah yang akan menimpa mereka.
180. Mahasuci Rabbmu wahai Rasul, Rabb Pemilik keperkasaan, Mahatinggi dari sifat-sifat kekurangan yang disandarkan kaum musyrikin kepada-Nya.
181. Penghormatan dan sanjungan Allah kepada para rasul-Nya yang mulia.
182. Segala pujian adalah milik Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-. Dia lah yang berhak mendapatkannya. Dia lah Rabb alam semesta seluruhnya, tidak ada yang berhak disembah selain-Nya.